Musim hujan di Bali baru saja tiba beberapa minggu yang lalu, tetapi hujan deras dan badai hebat telah menyebabkan kekacauan di seluruh pulau.
Akhir pekan lalu, 19 penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali terganggu. Seiring dengan semakin seringnya peringatan cuaca di seluruh provinsi, wisatawan diimbau untuk bersiap menghadapi kemungkinan gangguan lebih lanjut.
Pada Sabtu, 14 Desember, 19 penerbangan dialihkan atau tertunda akibat kondisi cuaca buruk di atas Denpasar.
Rekaman video yang viral di media sosial menunjukkan buruknya jarak pandang di Bandara Ngurah Rai, disertai angin kencang dan hujan lebat. General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, mengatakan kepada wartawan, “Kami dapat menyampaikan bahwa cuaca hujan yang terjadi pada Sabtu, 14 Desember 2024 menyebabkan beberapa penerbangan ke dan dari Bali terdampak.”
Penerbangan yang dialihkan diarahkan ke Surabaya, Lombok, hingga Singapura, dengan empat penerbangan domestik dan tiga penerbangan internasional, sementara sepuluh penerbangan lainnya ditunda hingga kondisi aman.
Shahab menjelaskan, “Penerbangan yang dialihkan mendarat di bandara di Surabaya, Lombok, dan Singapura. Hal ini dilakukan karena intensitas hujan yang tinggi menyebabkan jarak pandang minimum sehingga penerbangan tidak dapat dilakukan dengan aman.”
Dengan cuaca yang diperkirakan semakin ekstrem di Bali, wisatawan yang hendak terbang masuk atau keluar dari provinsi ini diimbau untuk memantau pengumuman peringatan cuaca dan perubahan jadwal penerbangan melalui maskapai mereka atau akun Instagram Bandara Ngurah Rai.
Shahab menambahkan, “Kami, bersama seluruh pemangku kepentingan terkait, mengantisipasi kondisi cuaca saat ini dengan terus berkoordinasi dan memperbarui informasi.”
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bali yang berbasis di Denpasar telah mengumumkan bahwa musim hujan akan membawa lebih banyak badai dan petir dalam beberapa bulan ke depan, sehingga masyarakat diimbau untuk bersiap.
Prakiraan Cuaca Denpasar, Luh Eka Arisanti, mengatakan kepada wartawan, “Saat ini, musim hujan telah terjadi di sebagian besar wilayah Bali, dan diperkirakan bulan Desember dan Januari akan menjadi puncak musim hujan di Bali.”
Berdasarkan pengamatan atmosfer terbaru pada Senin pagi, 16 Desember, BMKG Bali memperkirakan sebagian besar wilayah Bali akan mengalami hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat dalam tiga hari ke depan.
Arisanti menjelaskan, “Dari data pengamatan cuaca beberapa hari terakhir, petir terjadi di hampir seluruh wilayah Bali, tetapi tidak secara bersamaan.”
Dia menambahkan, “Masyarakat perlu mewaspadai hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat dengan mengurangi aktivitas di luar ruangan selama cuaca hujan. Jika berada di luar, hindari area terbuka, pohon, dan bangunan yang berpotensi tersambar petir atau tertimpa pohon tumbang.”
![](https://ecotourismbali.com/wp-content/uploads/2024/12/Rain-Storm-Over-Bali-And-palm-Trees.jpg.webp)
![](https://ecotourismbali.com/wp-content/uploads/2024/12/Rain-Storm-Over-Bali-And-palm-Trees.jpg.webp)
Banjir bandang, tanah longsor, dan pohon tumbang menjadi ancaman besar bagi keselamatan masyarakat selama musim hujan di Bali.
Kondisi cuaca ekstrem dalam dua minggu terakhir telah merenggut nyawa belasan orang di Bali.
Pada Minggu, Kepala Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi, mengonfirmasi bahwa seorang nelayan lokal berusia 24 tahun tewas tersambar petir di Pantai Mertasari Sanur yang populer.
![](https://ecotourismbali.com/wp-content/uploads/2024/12/bali-flooding-garbage.jpeg.webp)
![](https://ecotourismbali.com/wp-content/uploads/2024/12/bali-flooding-garbage.jpeg.webp)
Monkey Forest Ubud tetap ditutup untuk umum setelah dua wisatawan tewas akibat pohon tumbang pada 10 Desember.
Beberapa hari kemudian, manajemen Monkey Forest Ubud merilis pernyataan pers yang menyebutkan, “Dengan rasa duka yang mendalam, sebuah pohon tumbang akibat angin kencang di area Monkey Forest Ubud.”
“Kami ingin menegaskan bahwa pohon yang tumbang dalam kondisi sehat. Kami secara rutin melakukan pemantauan dan pemangkasan pohon sebagai bagian dari komitmen kami terhadap keselamatan pengunjung, staf, dan satwa di Monkey Forest Ubud.”
Seorang wisatawan lainnya dirawat di rumah sakit dan meskipun harus menjalani operasi akibat cedera, dia diperkirakan akan pulih sepenuhnya.
![](https://ecotourismbali.com/wp-content/uploads/2024/12/Monkey-Forest-in-Ubud-trees-and-Temple-in-Bali.jpg)
![](https://ecotourismbali.com/wp-content/uploads/2024/12/Monkey-Forest-in-Ubud-trees-and-Temple-in-Bali.jpg)
Di Kintamani, pada Rabu, 11 Desember, seorang anak sekolah berusia 10 tahun tewas setelah terseret banjir bandang saat melintasi jembatan dalam perjalanan pulang dari sekolah.
Di seluruh provinsi, petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersiaga untuk mendukung masyarakat yang membutuhkan bersama polisi lokal, TNI, dan tim pencarian dan penyelamatan.