Home
blog
Lima Alasan untuk menjaga Hutan Mangrove untuk Masa Depan

Bagi yang belum tahu, hutan bakau mungkin tampak hanya sepupu pesisir dari hutan pedalaman, tetapi ekosistem yang kaya ini mendukung planet dan manusia dengan cara yang unik, mulai dari menyediakan tempat berkembang biak bagi ikan hingga penyimpanan karbon, hingga perlindungan terhadap banjir. Namun meskipun penting, hutan bakau terancam. Lebih dari sepertiganya telah hilang, dan di daerah seperti Amerika, mereka ditebang lebih cepat daripada hutan hujan tropis.

Sebagian besar izin tersebut adalah untuk merebut kembali lahan untuk pertanian, pembangunan industri, dan proyek infrastruktur. Tidak hanya perubahan iklim dan polusi, tetapi juga ancaman lokal. Ini termasuk pemanenan kayu yang berlebihan untuk bahan bakar dan konstruksi, bendungan dan irigasi yang mengurangi aliran air yang mencapai hutan, dan penangkapan ikan yang berlebihan menyebabkan gangguan pada rantai makanan dan komunitas ikan. Kami menghancurkan ekosistem pesisir yang membantu menopang kehidupan dan mata pencaharian. Berikut adalah lima dari sekian banyak alasan kita harus berbuat lebih banyak untuk melestarikan hutan bakau.

  1. Mereka adalah pertahanan pesisir alami

Sistem akar pohon bakau yang kokoh membantu membentuk penghalang alami terhadap gelombang badai dan banjir yang dahsyat. Sedimen sungai dan tanah terperangkap oleh akar, yang melindungi daerah garis pantai dan memperlambat erosi. Proses penyaringan ini juga mencegah sedimen berbahaya mencapai terumbu karang dan padang lamun. Pada 2017, Konferensi Laut PBB memperkirakan bahwa hampir 2,4 miliar orang tinggal dalam jarak 100 km dari pantai. Mangrove memberikan perlindungan yang berharga bagi masyarakat yang berisiko dari kenaikan permukaan laut dan peristiwa cuaca buruk yang disebabkan oleh perubahan iklim.

  1. Mereka adalah penyerap karbon

Hutan pesisir membantu melawan pemanasan global dengan menghilangkan karbon dioksida dari atmosfer, yang sebagian besar disimpan di dalam tanaman. Ketika akar, cabang dan daun pohon bakau mati, mereka biasanya tertutup oleh tanah, yang kemudian terendam air pasang surut, memperlambat penguraian bahan dan meningkatkan penyimpanan karbon. Penelitian menunjukkan bahwa mangrove pesisir mengungguli sebagian besar hutan lain dalam kapasitasnya menyimpan karbon. Sebuah pemeriksaan terhadap 25 hutan bakau di seluruh wilayah Indo-Pasifik menemukan bahwa per hektar, mereka menyimpan karbon empat kali lebih banyak daripada hutan hujan tropis lainnya.

  1. Mereka menyediakan mata pencaharian

Banyak orang yang tinggal di dalam dan sekitar hutan bakau bergantung pada mereka untuk penghidupan mereka. Pohon-pohon tersebut merupakan sumber kayu yang dapat diandalkan untuk konstruksi dan bahan bakar yang dihargai karena ketahanannya yang kuat terhadap pembusukan dan serangga. Namun, di beberapa daerah, kayu tersebut telah dipanen secara komersial untuk bubur kertas, serpihan kayu dan arang, yang menimbulkan kekhawatiran akan kelestariannya. Ekstrak tumbuhan dikumpulkan oleh penduduk setempat karena kualitas obatnya dan daun pohon bakau sering digunakan untuk pakan ternak. Hutan di perairan memberi nelayan lokal persediaan ikan, kepiting, dan kerang yang kaya untuk dijual sebagai penghasilan mereka.

  1. Mereka mendorong ekowisata

Pariwisata berkelanjutan menawarkan stimulus untuk melestarikan kawasan mangrove yang ada, yang berpotensi menghasilkan pendapatan bagi penduduk setempat. Seringkali terletak di dekat terumbu karang dan pantai berpasir, hutan menyediakan lingkungan yang kaya untuk kegiatan seperti olahraga memancing, kayak, dan wisata mengamati burung. Tentu saja, penting untuk menjaga keseimbangan antara jumlah pengunjung dan melindungi ekosistem hutan yang rapuh. Jika dibangun dengan berkelanjutan, ekowisata dapat memberikan motivasi yang sempurna untuk melindungi hutan bakau.

  1. Mereka kaya akan keanekaragaman hayati

Aktivitas manusia telah menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati yang sangat besar di ekosistem darat dan laut di seluruh dunia, membahayakan banyak spesies tumbuhan dan hewan.

Dengan menyaring perairan pesisir, bakau membentuk tempat berkembang biak yang kaya nutrisi bagi banyak spesies yang tumbuh subur di atas dan di bawah garis air. Berbagai macam satwa liar hidup atau berkembang biak di ekosistem mangrove, termasuk banyak spesies ikan, kepiting dan udang, moluska, dan mamalia seperti penyu. Pepohonan adalah rumah bagi berbagai burung yang bersarang, berkembang biak, dan bermigrasi. Ketika hutan bakau ditebangi, habitat yang berharga hilang, mengancam kelangsungan hidup banyak sekali spesies.

Tapi itu bukan keseluruhan cerita. Hutan juga merupakan sumber potensial bahan biologis yang belum ditemukan yang dapat bermanfaat bagi umat manusia, seperti senyawa antibakteri dan gen tahan hama, yang juga hilang ketika kawasan pesisir dibuka.

Pembukaan lahan kawasan bakau dan hutan lain seperti Amazon berdampak besar pada spesies yang berbeda. The International Union for Conservation of Nature’s (IUCN) Red List menunjukkan bahwa dari 68.574 spesies invertebrata, sebanyak 8.374 berada di ambang kepunahan.

Melindungi ekosistem alami seperti hutan bakau tidak hanya membantu melestarikan keanekaragaman hayati, tetapi juga membantu melestarikan sumber daya vital bagi masyarakat lokal.

Sumber: https://www.weforum.org/